Minggu, 12 Februari 2012

Kecemasan Rasulullah SAW Menjelang Wafatnya..


Wahh..sudah lama sekali ana tidak menilis di blog ini,,
Sampai- sampai blog ini ikan- ikannya hampir mati kelaparan, berandanya penuh sarang laba- laba, dan untungnya tidak ada gembel yang tidur di dalamnya saking lamanya tidak di buka (lho, koq jadi seperti Raditya Dika saja yah, hahaa).. :D :D

Emmm..ana mau menulis ulang cerita yang ana dapat dari seseorang,,
Cerita tentang Baginda Rasulullah SAW..

Tak tahan menampung air mata yang ingin keluar ketika membaca pesan yang berisi ceita ini di dalam inbox fb ana (dikirim oleh hamba Allah), dan tak tahan pula ingin menuliskan kembali dan berbagi kepada sahabat sekalian..

Ini merupakan penggalan cerita saat- saat Rasulullah SAW menghadapi sakaratul maut, yang benar- benar membuat hati ini merasa kaku dibuatnya,,
Karenaaa....langsung baca sendiri dehh,, hehee..

Semoga bermanfaat bagi yang membaca.. :)



Bismillaah..

Saat Rasulullah SAW sedang sakit dan berbaring lemah di tempat tidurnya, dia dijaga oleh putrinya Fatimah. Tiba- tiba dari luar pintu terdengar seseorang berseru mengucapkan salam.
"Bolehkah saya masuk ?" tanyanya.
Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk.
"Ma'afkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah lalu membalikkan badan dan menutup pintu.


Kemudian Fatimah kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan kemudian bertanya pada Fatimah,
"Siapakah itu wahai anakku ?"
"Tak tau ayah, orang yang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya", tutur Fatimah lembut. Rasulullah menatap putrinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia, dialah malaikat maut", kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, dan Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersamanya. Lalu dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah.

Setelah Jibril datang, Rasulullah kemudian bertanya,
"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah ?", tanya Rasulullah dengan suara yang amat lemah.
"Pintu- pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu", kata Jibril.

Tapi ternyata itu tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini ?", tanya Jibril.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib ummatku kelak", kata Rasul.
"Jangan khawatir wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku : "Ku haramkan syurga bagi siapa saja, kecuali ummat Muhammad telah berada di dalamnya.", kata Jibril.

Detik- detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugasnya. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat- urat lehernya menegang.
"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini", perlahan Rasulullah mengaduh.

Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam, dan Jibril memalingkan muka.
"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril ?", tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal ?", kata Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada ummatku.", ucap Rasul.

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu. Ali segera mendekatkan telinganya.
"Uushiikum bis-sholati, wa maa malakat aimanukum." (peliaharalah sholat dan peliharalah orang- orang lemah di antaramu), kata Rasul.

Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.
"Ummati, ummati, ummati.." (ummatku, ummatku, ummatku).

Setelah beberapa saat, berakhirlah hidup manusia mulia itu, baginda Rasulullah SAW. Dan membuat siapa saja yang mencintai beliau merasa sangat kehilangan.. T.T



Lihatlah..betapa cintanya Rasulullah SAW kepada kita (ummatnya). Bahkan ketika ajal dan malaikat maut sudah di depan mata, beliau masih sempat khawatir dan memikirkan kita (ummatnya) dan beliau bahkan berdo'a dan meminta kepada  Allah agar seluruh siksa maut ditimpakan kepada beliau asalkan kita (ummatnya) tidak merasakan siksa maut yang teramat sakit..
Subhanallaah,,betapa mulia Rasulullaah..
Alhamdulillah kalau kita sekarang telah menjadi salah satu ummatnya,,
Tapi yang memprihatinkan, kita (ummatnya), membasahi lisan dan bibir kita dengan mengucapkan sholawat untuk beliau saja kadang lupa dan jarang melakukannya..
Sehingga menurut ana sangat benar, orang yang enggan mengucapkan sholawat kepada Rasulullah adalah orang yang paling pelit di semesta alam ini,,
Astaghfirullaah..anggap itu sekilas info saja laah,,
Semoga tidak ada di antara kita yang seperti itu, aaamiin..

Dan marilah kita perbanyak bersholawat kepada beliau di waktu- waktu senggang kita,,
Bersholawat itu gratis kok ! dapat pahala, dan masih banyak lagi manfaatnya..
Dan tidak ada larangan untuk kita dalam kondisi apapun untuk mengucapkan sholawat (bahkan khususnya para akhwat yg sedang berhadast besar atau haid),,
Asal pengucapannya baik, benar, dan tepat pada tempatnya.. ;)
Ayyooo..niatkan dalam hati untuk melakukan 1000 kali bersholawat setiap harii (bacanya pakai nada kayak iklan Anline,1000 langkah setiap hari!),, ^_~

Akhir kata..Wallahu a'lam, Wassalaam,,

*Salam ukhuwah* :)