Jumat, 01 Juni 2012

"Tiang Keramat" o,O

Assalamu'alaikum,, :)

Wah, wah, wahh..
Sudah lama sekali rasanya tidak menulis ataupun sekedar menjenguk blog saya inii.. :')
Kalau ibarat rumah, mungkin sudah penuh dengan sarang laba- laba dan debunya setebal kulit jeruk,, *lebaydikit* :D
Sebenarnya sih pengen membuat blog ini berantakan, tapiii apa daya saat ini pun saya bingung mau nulis apa. :'D
Dan kalau menunggu untuk datang ide, ya gabakal ketulis- tulis ini blog. Jadi saya pun hari ini sekedar ngalor ngidul dulu yaa, nulisnya. Yaah, sekedar biar terlihat gausang ini blog.
Paling tidak, kali ini pengagum rahasia saya senyum, karena ngeliat ada entri baru yang saya buat dan bisa dia baca (ciyye, *ngarepp!*) :'D.

Emmm..cukup basa bisu'nya, langsung mulai berceritaa..

Ga kerasa lho ya, saya udah hampir 1 tahun tinggal di 'kampung urang', Banjarbaru. Walaupun ga terlalu jauh dari kota kelahiran dan masih dalam satu Provinsi, tetep aje menurut saya itu suatu hal yang beda. Karena dari lahir sampai satu tahun yang lalu gapernah pisah dari orang tua. Dan alhasil awal2 pisah ortu kemaren galau mulu tiap malem, karena kangen rumah lah, kangen kasur lah, kesepian lah, de-el-el pokok'e. X_X

Lupain masalah galau, lanjuuutt,,
Nah, masalah dan inti dari cerita ini sebenarnya, adalaah..
Yaitu --> saya udah 1 tahun tinggal di Banjarbaru, tapi ga hapal2 jalan dan jarang jalan2 (bahkan jalan Kotabaru yg ditempati selama hampir 19th pun sebenernya jg ga hapal). :D
Itulah hal yang membuat diri saya sendiri prihatin, karena jalan yang paling saya hapal ya kos, kampus, kantin, kasur, kamar mandi (5K), selebihnya tau sih, dikiiitt,, :')

Hingga akhirnya saya hari ini jalan2 dengan salah satu teman dekat sekaligus teman sejawat saya yang baik, cantik, dan nyebelin dikit, sebut saja dia Rere (nama samaran, -biar dramatis dikit-).
Awal rencana dan tujuan sih cuma ke apotek beli vit. K, terus ke tempat praktek dosen buat periksa fisik aja, tapi ternyata ujung2nya ngeluyur jugaa.. -,-

Mulai dari nyoba makan di tempat yang menurut kami asing, makanannya aneh, dan hampir bingung itu makanan rasa apa, hingga makan 1 jagung bakar berduaan dan keliling pasar pun kami lakukan tadi sore (so sweet kan kami, :D).

Tapi kembali ke inti dari inti cerita yang lebih inti lagi, dari perjalanan kami tadi sore itu, akhirnya saya pun menginjakkan kaki ke wilayah, halaman, dan ruangan dari Mesjid Al- Karomah, Martapura (berasa asing sendiri dan paranoid jadinya, melihat kenyataan bahwa akhwat2 yang lain di sana pakai rok/ gamis, saya malah pakai celana jeans, -,-).

Kalau ngingat suasana di Mesjid Al- Karomah tadi rasanya jadi pengen balik ke sekolah sore, pakai gamis tiap sore, nenteng kitab tiap sore, salaman dan bercanda sambil sharing ilmu, ketawa bareng temen2 sekolah sore, dan semua hal yang pernah dilakukan di sekolah sore rasanya ingin dilakuin lagi (sangat merindukan mereka).. T,T
Tuh kan, galau lagi,, -,- *lanjuuutt*

Suasana dan kondisi sekitar Mesjid Al- Karomah itu cukup tenang dan enak lhoo, pas buat kami berduaan, #ehh :X
Kebetulan juga sore ini cerah, mataharinya ramah, awannya merekah, dan mesjidnya pun kelihatan megah (subhanallaah).. :')

Gambar Mesjidnya dapet di tempat bang Google, :D

Setelah lama duduk2 berduaan (karena emang berdua loh ya, alhamdulillaah kami normal), kami pun coba jalan2 dan masuk ke dalam mesjid. Naah, di sini inti dari inti segala inti yang pernah saya sebut sebagai inti pada inti paragraf sebelumnya,, :D :D
Sebelum masuk ke dalam mesjid, si Rere yang menjadi temanku berduaan sedari tadi itu bilang, "di dalam tuh ada 6 tiang keramat loo Ye.." (di sini saya sebagai Oye ceritanya, -,-)
Oye nyahut, "hah? maksudnya keapa tuh? kada paham." (translate : keapa = bagaimana; kada = tidak)
"Jar orang, itu tiang'nya yang membawa ke sini tuh Wali," jawab Rere. (translate : jar = ujar/ katanya)
"Ooh..teruss,,?", tanya Oye. (lamalamagaenakbangetnihnamadipublish, X_X)
"......." 

Sampai di dalam mesjid, emang banyak tiang2 yang mengukuhkan bangunan mesjid tersebut. Dan terlihat ada 4 tiang yang ada kembang2 bergantungan di tiap sisi melingkarnya. Kembang2 itu masih segar pula, sepertinya baru. Dan kemudian saya mulai bertanya,
"ini kenapa ada kembang2 keini? sagan apa?" (translate : keini = seperti ini; sagan = untuk/ buat)
"ini yang jarku tiang keramat tadi, makanya diandaki orang kembang2 keini", jawab Rere (translate : jarku = kataku; diandaki = ditarohi)
"kenapa gerang jadi keramat2 ? apa keramatnya? aku kada ngerti", tanya saya (translate : gerang = sih)
"jar orang, yang membawa tiangnya nih Wali, sidin membawa sorang mulai Mekkah sampai ke sini", ujar Rere lagi. (translate : sidin = beliau)
"Ooh, kenapa ini tiangnya cuma 4 yang keramat? maka jar kam tadi ada 6 ?", o,O saya heran. (translate : kam/ ikam = kamu)
"hi'ih, tesalah tadi aku, kada ingat, lain 6 sekalinya, 4 aja Ye'aii,," sahut Rere. *pina musti pang, :p* (translate : hi'ih = iya; tesalah = tersalah/ salah)
"Oooohhh.." :O

Entah kenapa orang2 yang pada datang ke sana memeluk dan mencoba menyampaikan kedua tangannya saat memeluk tiang2 itu. Dan saya pun sebagai pendatang baru di sana juga penasaran dan mencoba memeluk dan nge'tes, ini tangan nyambung apa ga kalau meluk tuh tiang2. Alhasil emang ga nyampe dan ga ketemu tangan kanan dan tangan kiri saat meluk tiang2 itu, -,- #gagalsemua.

Terus ada bapak2 yang ada di sana bilang, kalau dia tangannya nyampe buat meluk salah satu tiang itu. Amazingnya, emang ada salah satu tiang yang bener2 tangannya nyampe meluk penuh tiang itu, tapi tiang yang lainnya ga nyampe. Saya pun terheran2 jadinya *bayangingayamelongo*, perasaan ukuran diameter 4 tiang itu sama, tapi kenapa orang yang sama meluk, tapi ada yang nyampe ada yang ga nyampe yak? kok bisa yak ? atau emang cuma perasaanku aja yaa, yang ngeliatnya besarnya sama semua, padahal beda ? (buat yang penasaran, silahkan coba dan peluk sendiri deh yak). Tapi tetep aja yang jelas saya ga ada yang nyampe 1 tiang pun buat meluk seluruhnya dan tangan ketemu tangan (semoga pembaca paham, -,-), dan si Rere sama juga gagalnya dengan saya, hahahaa.



Ini contoh2nya pemirsa, :')
Setelah mencoba memeluk dan berusaha menyampaikan kedua tangan saat memeluk tiang2 itu, saya masih bertanya2, sebenarnya buat apa sih, meluk2 begitu ? buat apa ? apa ada manfaatnya ? (yang baca ini juga pasti penasaran kalau gatau jawaban atas pertanyaan2 saya itu, :p).

Dan daripada penasaran, saya tanya teman saya yang sedari tadi disebut Rere itu dengan pertanyaan2 yang gajauh beda dengan apa yang sudah saya ketik di atas sebelumnya. Tapi apadaya, si Rere juga lupa kenapa dan apa alasannya orang2 jadi meluk2 tiang2 tsb. Katanya dulu ayahnya pernah bilang, tapi dulu itu waktu kecil dan dia lupa, katanya. Sehingga akhirnya marilah kita penasaran bareng2 yaaa..
Cari jawaban masing2, dan kalau bisa share dan comment di sini yak,,
Sementara saya pun menunggu jawabannya dari teman wanita saya Rere yang akan bertanya kepada Bapaknya, (ada anak bertanya pada Bapaknya, lagu~).


Sekian dulu cerita yang agak ngawur paragraf, dan gagasan utamanya yaa..
Ini hanya sekedar berbagi iseng dengan apa yang saya temui dan saya jalani hari ini dalam hal mengisi  waktu luang dan mengusir sarang nyamuk yang sudah ada di blog saya beserta sarang laba2  karena terlalu lama tidak dibereskan..

Apapun yang ada di tulisan saya kali ini benar2 tanpa persiapan bahan dan sitasi yang jelas namun hanya berdasarkan kenyataan yang saya alami yang agak sedikit dilebay2kan pemirsa,,
Jadi kalau ada salah ketik kata de-el-el, mohon dimaapkan dan dimaklumi yak, :') (kan manusia tempatnya salah)

Segala sesuatu yang paling tau ya cuma Allah, yang dzohir maupun yang ghoib..
Yak, makasih buat yang udah mau baca, dan ditunggu komenan, kritikan, gagasan, alasan, saran dan tambahan dari kalian,,

Wassalaam.. (: